Sabtu, 30 April 2011

Bermain dalam Pengasuhan dan Pendidikan Anak Usia Dini


Bermain adalah dunia anak, demikian ungkapan yang sering kita dengar dari para pakar pendidikan anak. Ungkapan tersebut benar adanya, karena anak-anak pada usia dini memahami dunia sekitarnya secara alami melalui bermain.

Bermain adalah dunia anak, demikian ungkapan yang sering kita dengar dari para pakar pendidikan anak. Ungkapan tersebut benar adanya, karena anak-anak pada usia dini memahami dunia sekitarnya secara alami melalui bermain. Bagi anak, bermain bukan sekedar kesenangan, melainkan juga merupakan sarana belajar untuk mendapatkan pengetahuan, pembentukan watak dan sosialisasi. Untuk mengoptimalkan waktu bermain anak diperlukan adanya program bermain yang terencana, yang dikembangkan berdasarkan tahap-tahap tumbuh-kembang dan minat, bakat serta kondisi lingkungan di mana anak tinggal.
Menurut pakar pendidikan, usia dini (0 – 6) tahun adalah usia emas yang sangat berpengaruh pada kepribadian anak selanjutnya karena perkembangan IQ, EQ, dan SQ berkembang sampai 80%. Memperhatikan hal tersebut, pendidikan anak usia dini merupakan suatu keharusan bagi terbinanya anak yang seutuhnya bahagia dan sejahtera lahir batin.  Pendidikan anak dini usia bukan sekedar mengetahui tingkat kemampuan atau tingkat perkembangan anak pada setiap tingkat usia tertentu seperti menangis jika merasa terganggu, berteman, bercerita dan lainnya, tetapi harus mengetahui proses perkembangan anak pada semua aspek perkembangan  untuk dapat dioptimalkan.
Mendidik anak usia dini yang dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai keingintahuan, akan menumbuhkan kecerdasan secara kognitif, Menanamkan nilai-nilai  moral dan keagamaan  seperti kejujuran, kesetiaan, ketaatan dan nilai-nilai luhir lainnya akan menumbuhkan kecerdasan berperilaku. Dengan membiarkan anak bermain sesuai kemampuan dan bakatnya akan menumbuhkan keterampilan psikomotorik anak, baik psikomotorik kasar maupun psikomotorik halus.
Cara yang efektif dalam mendidik anak usia dini adalah melalui pendekatan saat anak bermain sendiri atau berkelompok, orangtua maupun tenaga  pendidik bisa menjadi teman bermain, mengarahkan serta mengajak anak berfikir menggunakan logika dan membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Namun itu tidak dengan serta merta tetapi dapat dihasilkan dalam proses yang berulang-ulang.

Pengaruh Pengasuhan Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
Mendidik dan mengasuh anak usia dini  adalah salah satu tugas  utama orang tua dan tenaga pendidik. Namun demikian dengan berbagai kendala, orang tua tidak bisa mendidik dan mengasuh anaknya secara langsung.  Dengan makin meningkatnya pemberdayaan wanita di berbagai bidang, makin banyak yang bekerja di luar rumah, sehingga pembagian kerja di dalam rumah khususnya terkait dengan pengasuhan dan pendidikan anak mengalami perubahan. Tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orangtua tetapi sudah berbagi peran dengan pengasuh, penitipan dan lembaga lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan pengganti peran orang tua sebagai pengasuh/pembimbing/ pendidik yang professional dan mampu melaksanakan tugas tersebut yaitu tenaga pendidik.
Tenaga pendidik pada pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan peran yang dilakukan dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada anak untuk menggantikan peran orang tua.  Tenaga pengasuh dan pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang tahap tumbuh kembang anak dan kecerdasan memahami situasi anak didik maupun dalam menerapkan kegiatan bagi anak yang berada di bawah asuhannya. Untuk itu tenaga pendidik harus dapat merancang kegiatan yang mampu merangsang kemampuan anak berkreasi dan berimajinasi.
Melibatkan anak dalam menentukan kegiatan sangat berpengaruh untuk menjadikan anak berperan aktif, menaruh minat, mencoba ide, bercerita tentang apa yang dilakukannya.  Meskipun telah dirancang sedemikian rupa, anak tetap berkesempatan  untuk mengambil keputusan memilih bahan dan kegiatan. Pendidik dan orangtua bertindak sebagai partner yang menaruh minat pada apa yang dilakukan anak.  Mengamati, mendengarkan, berinteraksi, membesarkan hati anak, membantu memecahkan masalah  dan selalu menghargai tindakan anak.
Kebutuhan utama seorang anak adalah mendapatkan perhatian dari orang-orang yang paling dekat dengannya. Karena inilah yang akan mempengaruhi kehidupan pribadi anak.  Peran yang dimainkan juga menjadi akar untuk pertumbuhan selanjutnya.  Pengasuhan yang utama adalah orangtua.
Orangtua adalah pendidik utama, dan pertama, dan terbaik untuk anak. Sebaik apapun tenaga pendidik, program kegiatan,  dan fasilitas yang tersedia di tempat penitipan dan pendidikan anak usia dini, tidak akan dapat menggantikan sepenuhnya peran orangtua sebagai pengasuh sekaligus pendidik bagi anak. Jika anak diberi gizi seimbang, diperhatikan kesehatannya, dan diberi rangsangan psikososial oleh orangtua dengan kasih sayang dan memberi kesempatan belajar sambil bermain, maka kecerdasan anak akan optimal.    
Untuk itu peran orangtua adalah kembali menjadi aktor utama untuk menjadi model yang dapat menjadi teladan bagi anak.  Karena rumah dan keluarga adalah yang paling bertanggung jawab dalam membentuk anak menjadi sesuai yang diharapkan.

http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/read.php?id=59&dir=6&idStatus=0 

Tidak ada komentar: