- Melalui Andalusia (Spanyol).
Sebagian besar pengaruh kebudayaan
Islam atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia.
Bangsa arab
selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Karenanya peradaban Islam menyebar
di pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada,
Toledo.
Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas
menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab.
Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka
mengenal istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut musta’rib. Untuk itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan
injil ke dalam bahasa Arab.
Sebagaimana disebutkan syalabi bahwa
orang Spanyol telah meninggalkan bahasa latin dan melupakannya, Seorang pendeta
di Cordova mengeluh, hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu membaca
kitab suci yang berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya mengetahui dan
memahami bahasa Arab.
Sejak pertama kali Islam mengijakkan
kaki di Spanyol sebagaimana disebutkan dalam pengantar paper ini hingga
kerajaan Islam berakhir di sana. Islam memainkan peranan yang sangat besar selama
hampir 8 abad. Dari Spanyolah peradaban Islam pindah ke Eropa.
- Melalui Sisilia
Kita mengetahui bahwa bangsa Arab
menaklukan Sisilia di masa akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika
(Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3
hijriah atau 10 Masehi dan paska Romawi menyerang daerah-daerah Islam. Ketika
datang bangsa Fatimiah dan membangun kekuasaannya di Barat, mereka juga
menguasai Sisilia bagian dari dinasti Aghalibah serta menguasai Selatan Italia
sampai Roma.
Penguasaan bangsa Arab terhadap
daerah-daerah Italia menyebabkan peradaban Islam menjadi luas, daerah-daerah
seperti Palermo, Messine, Siracusaa, Bari selanjutnya menjadi pusat
peradaban Islam di Italia. Dunia Kristen latin ini merasakan pengaruh Muslim melalui
Sisilia. Serangan pertama ke Sisilia tahun 652, ketika kota Siracusa dimasuki,
orang-orang Arab memiliki angkatan perang yang mampu menandingi angkatan perang
Bizantium.
Pendudukan Arab atas Sisilia tidak
berlangsung lama seperti pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18,
ksatria Norman melihat bahwa mereka hidup dengan baik di Italia bagian selatan,
sebagai pedagang atau sebagai pengusaha militer independen. Efesiensi
kemiliteran mereka sedemikian rupa sehingga beberapa ratus ksatria di bawah
pimpinan Robert Guiscard telah berhasil mengalahkan Bizantium dan mendirikan
kerajaan Norman.
Pada tahun 1060, saudaranya Roger
memimpin invasi ke Sisilia dan berhasil merebut Messina dan berlanjut dengan
pendudukan seluruh wilayah tersebut sampai 1091.
Dengan demikian, kehadiran orang-orang
Arab di Spanyol dan Sisilia, keunggulan Arab secara perlahan menemukan jalur
masuknya ke Eropa Barat. Meskipun Eropa Barat telat menjalin hubungan dengan
Imperium Bizantium, ia jauh lebih banyak mengambil alih kebudayaan orang-orang
Arab ketimbang orang-orang Bizantium.
- Melalui datangnya orang-orang salib di Timur Islam.
Invasi atas Spanyol dan Sisilia memberi
arti bahwa suatu waktu Islam hadir di daerah pinggiran Kristen Latin. Namun
demikian, kehadiran ini bukanlah persoalan pentingnya menuntut reaksi
besar-besaran kecuali dari wilatah-wilayah tetangga yang dekat dengan wilayah
kaum muslim itu sendiri. Karenanya reaksi itu menjadikan munculnya gerakan
perang salib pada abad ke 11. Hal ini bias dianggap sebagai reaksi yang besar
terhadap kehadiran Islam, tetapi pusatnya justru di bagian Utara Perancis, yang
jauh kontaknya secara langsung di Negara-negara Islam.
Selama perang salib ini telah
mengakibatkan terjadinya tukar menukart pengaruh budaya di antara mereka, atau
lebih tepatnya penerimaan orang-orang Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam.
Penyebaran budaya ini tidak diragukan lagi dengan ditopang oleh keterampilan
dan ketangguhan orang-orang Arab dalam bidang perdagangan.
Di seluruh wilayah yang tunduk di bawah
pemerintahan Islam, tidak hanya terdapat kebudayaan Islam saja yang relative
homogen melainkan juga barang-barang yang dihasilkan kaum muslim tersebar jauh
melampaui batas-batas wilayah Islam.
Selanjutnya orang-orang salib menetap
di Timur Islam dalam waktu yang cukup lama sejak abad 5 H sampai 7 H (Abad 12
sampai 17 M). karenanya terjadi hubungan yang intensif dengan seluruh peradaban
Islam yang mengherankan mereka. Walaupun peperangan terus terjadi antara kaum
muslimin tidak menutup para cendekiawan mereka mengambil seluruh peradaban
Islam dengan cara menyaksikan sendiri.
Serangkaian perang Salib di
wilayah-wilayah Islam tidak diragukan lagi telah memberikan sumbangan
penyebaran kebudayaan Arab di Eropa Barat.
- Pertukaran perniagaan antara timur dan barat melalui Mesir.
Peristiwa ini
terjadi sejak datangnya bangsa Fatimiah di Mesir dan menjadikan Mesir sebagai
pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan Mongol di
Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban Islam di era dinasti Mamalik
sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa munculnya peradaban di Mesir dengan
kembalinya peradaban Islam sejak ribuan tahun yang lalu.
Maka muncullah di
Mesir gerakan Ilmu dan seni yang menjadikan para penuntut ilmu datang dari
Timur dan Barat. Ibnu Khaldun melanjutkan dengan perkataannya ”Saya tidak
melihat Mesir kecuali sebagai induknya Ilmu, wadahnya Islam dan sumber ilmu
serta pusat perniagaan.
Mesir
telah membantu kemajuan peradaban di Eropa, adapun kota-kota di Eropa seperti:
Pisa, Genova, Venezis, Napoli, Firenze memiliki hubungan dagang dengan Mesir.
Kota-kota inilah yang kemudian menjadi bangkitnya Eropa atau yang dikenal
dengan renaissance serta menjadi cikal bakal peradaban modern di Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar